Thursday 26 January 2017

10 Tempat Liburan Alternatif Versi Saya yang Harus Kamu Kunjungi



Diambil dari Google


Kamu mungkin pernah mengalami percakapan di bawah ini dalam sebuah grup Sosmed:

“Guys mumpung lagi libur minggu depan kita jalan-jalan, yuk?”

“Yuk yuk, kemana?”

“Ke pantai gimana?”

“Gausah kejauhan!”

“Terus kemana, dong?”

“Ngecamp aja di gunung.”

“Aku gak bisa keluar malam.”

“Ke bukit bintang, aja.”

“Udah sering”

“Bosen.”

Hening. Tidak jadi jalan-jalan.

Merencanakan liburan dengan sekelompok orang memang gampang- gampang susah. Kalau kamu lagi beruntung, ajakanmu bisa dengan cepat direspon dan terlaksana. Tapi, kalau lagi apes ajakanmu bisa mental. Itu nyakit banget, lebih sakit dari ditolak gebetan yang udah dua bulan dibidik. Perih vroooh.

Monday 23 January 2017

Lauren Bacall Mengajari Humphrey Bogart Bersiul

Diambil dari Google

Di usia 19 tahun, Lauren Bacall telah mewujudkan semua mimpi gadis berdarah merah Amerika: Humphrey Bogart berdiri hanya beberapa inci di depannya, menunggunya berbicara.
 
Mereka sedang memerankan adegan penting dalam drama perang berjudul “To Have and Have Not” yang disutradarai oleh Howard Hawks tahun 1944. Kepala Bacall gemetar, begitu juga dengan tangan dan rokok yang dipegangnya. Padahal gemetar tidak ada dalam skrip.

Bacall lalu memnundukkan kepalanya sampai dagunya hampir menyentuh dada. Hal itu dia lakukan untuk menghilangkan rasa gugup. 

Pada saat itulah “penampil” ini lahir – salah satu legenda artis bersuara seksi dan menjadi trendsetter bagi generasinya.

Bacall, ikon Hollywood yang mengajari Bogart bersiul dalam film itu telah membawanya ke puncak karir dan membuat “Bogie and Bacall” menjadi salah satu pasangan film paling terkenal di dunia. Bacall meninggal pada hari Selasa (12 Agustus 2016), di New York, dia hidup selama beberapa dekade. Dia tutup usia di umur 89 tahun.

Saturday 21 January 2017

Marilyn Monroe Mati Karena Overdosis Obat, Benarkah?




Diambil dari Google
Marilyn Monroe, artis cantik yang gagal menemukan kebahagiaan sebagai bintang Hollywood, ditemukan tak bernyawa di kamarnya disebabkan overdosis mengkonsumsi obat.


The Blond, julukan Monroe (36), ditemukan terkapar tanpa busana di kasurnya dan terlihat menggenggam telepon ketika psikiater masuk dengan mendobrak pintu kamarnya pukul tiga dini hari.


Dia diduga telah meninggal sekitar enam atau delapan jam yang lalu.


Berdasar keterangan polisi, pada pukul lima sore Monroe menghubungi psikiater, Dr. Ralph Greenson, dan bilang ingin jalan-jalan karena mengeluh susah tidur.


Jasad Monroe kemudian dilarikan ke rumah sakit County Morgue untuk diautopsi. Setelah dibawa kesana, Coroner Theodore J. Curphey baru bisa memberikan kepastian penyebab kematian Monroe karena overdosis mengkonsumsi obat.

Thursday 19 January 2017

Inikah Senjakala Pers Mahasiswa?



Kejayaan media cetak sedang meredup. Kira-kira itulah yang dapat disimpulkan dari tulisan Bre Redana pada penghujung 2015 lalu. Tulisan yang berjudul Inikah Senjakala Kami? Itu sempat mengejutkan para pemerhati media. Tulisan yang dimuat di Harian Kompas edisi 28 Desember 2015 itu dianggap telah menebar aura pesismisme. Pasalnya, Bre menulis media cetak sudah tidak mampu bersaing di tengah banjirnya informasi yang ditawarkan media online.  


Apa yang ditulis Bre Redana merupakan refleksi atas merosotnya jumlah pembaca terhadap media cetak. Beberapa bulan sebelum tulisan itu dimuat, terdapat beberapa media cetak yang sudah gulung tikar, seperti The Jakarta Globe (9/2015), Harian Bola (10/2015), Soccer (10/2015), Sinar Harapan (1/2016) dan  Koran Tempo yang menggabungkan edisi Minggu dengan Sabtu karena sedikitnya pembaca di eidisi Minggu. 


Apa yang menimpa media cetak tahun lalu cukup kuat untuk mendukung gagasan Bre. Bre menulis, kejayaan media cetak seperti koran, majalah, buku yang mendasari terbentuknya peradaban manusia tinggalah kenangan. Semua yang berbau printed text kini sudah memiliki versi onlinenya, termasuk jurnalisme.  

Monday 16 January 2017

Kisah Nakal di Sekolah



Saya terlahir bukan dari keluarga yang gemar membaca. Meski ayah adalah seorang kepala desa dan kakek seorang Tuan Guru yang mengelola pondok pesantren, budaya membaca buku  di keluarga saya tergolong minim. Memang, bacaan wajib seluruh keluarga waktu itu adalah kitab suci Al-Quran. Maka tidak heran, sebelum menginjak sekolah dasar saya sudah akrab dengan ayatullah. 

Setiap petang ibu akan selalu memandikan saya agar segera pergi mengaji. Jika sore sudah larut dan saya belum pulang, ibu akan segera mencari ke lapangan, meminta saya berhenti bermain bola dan segera pulang. Tentu dengan sapu lidi di tangannya sebagai ancaman. 

Sampai lulus SD, tidak ada buku lain yang pernah saya baca selain buku pelajaran terbitan Erlangga. Nama penerbit ini terus membekas di kepala saya karena waktu SD ada teman bernama Arlan. Saya tidak paham apa hubungan antara keduanya, tapi yang jelas ketika mengingat nama penerbit itu, secara bersamaan sosok Arlan juga muncul di benak saya. 

Wednesday 11 January 2017

Kisah Unik di Balik Nama


“What’s your name?”
 
“Bintang.”

“Bintang? Like a beer.”

“Hahaha,” kami tertawa.

Lissa, wisatawan asal Jerman tertawa mendengar nama saya. Pikirannya langsung tertuju pada pada jenis minuman beralkohol ketika saya memperkenalkan diri. 

Saya menemui Lissa di Malioboro. Sore itu, saya sedang mencari wisatawan asing untuk merampungkan tugas conversation. Dosen saya mensyaratkan tugas ini sebagai tugas akhir. Sudah dua kali saya ke Malioboro untuk mencari bule, namun baru di kali kedua saya berhasil mendapatkan bule yang bersedia diajak ngobrol sembari direkam. Sebelumnya, para bule menolak karena alasan privasi.