Sunday 19 April 2015

Pemilwa dan Mandulnya Gerakan Mahasiswa

Proses demokrasi memang sudah harus ditanamkan sedini mungkin pada generasi muda, hal ini bertujuan untuk membentuk generasi yang jujur, adil dan demokratis. Sejauh ini demokrasi dipercaya sebagai sebuah sistem pemerintahan yang adil, karena menganut asas dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sehingga sistem ini sangat cocok diterapkan dalam pemerintahan Negara dan juga mahasiswa, karena pemerintahan mahasiswa tak ubahnya Indonesia dalam lingkup yang lebih kecil.  Kampus merupakan miniatur negara yang menjadi laboratorium demokrasi dan diharapkan menghasilkan lulusan yang bermanfaat dan berbakti pada negara

Friday 3 April 2015

Humorisasi Politik



Sudah saatnya politik tidak melulu dipandang sebagai dunia yang ngeri, angker dan penuh intrik. Stigma tersebut harus didekontruksi menjadi sesuatu yang unyu, imut, lucu dan menyegarkan. Selama ini pandangan kita terjebak pada pandangan bahwa politik sebagai panglima untuk meraih kekuasaan, dan jika menyinggung kekuasaan yang terlintas di benak kita cenderung upaya pemaksaan dan usaha untuk saling mempengauhi. Politik selama ini dicurigai sebagai sektor yang kotor, semua orang yang terlibat di dalamnya tidak baik dan destruktif. Tidak salah jika streotip seperti itu muncul, karena memang ulah pemainya yang bermain kotor. Hampir tidak ada hiburan yang menggelitik yang muncul dalam sector ini, rakyat hanya dipertontonkan

Thursday 2 April 2015

Politik Cari Muka


            Kata mencari selalu identik dengan usaha menemukan barang yang hilang atau menggapai apa yang dicita-citakan. Sekarang ini Mencari tidak tidak bisa diartikan secara tekstual, yakni hanya untuk menemukan barang yang hilang, tapi kata mencari dalam tulisan ini harus dimaknai dengan suatu usaha mencapai keinginan dengan membuat citra yang berlebihan yang tidak sesuai dengan kondisi asli: Cari Muka. 

            Frasa Cari Muka sama halnya dengan kata Mencari yang tidak bisa difenisikan secara mentah, karena akan terkesan dangkal nalar kita jika mendefinisika secara mentah. Cari Muka selama ini berkonotasi dengan hal-hal yang bersifat negatif yang penuh dengan intrik kepentingan, baik individu ataupun kelompok. 

            Dalam tulisan ini coba kita bandingkan dua kata yang menjadi entitas judul

Pukul Dua Dini Hari



Kukkuruyuuukk…. Kukkuruyuuukk
                Tepat pukul 02.00 Marlam bangun dari tidurnya lalu bergegas menuju pasar membawa sayuran dan barang dagangan  yang telah ia persiapkan sebelum tidur tadi. Diayunya pedal sepeda warisan ayahnya enam tahun lalu. Seperti biasa, satu kilometer sebelum sampai pasar ia mampir ke rumah Banun untuk berangkat bersama. Banun orangnya memang sulit bangun, harus ditarik tarik terlebih dahulu baru sadar.  Sudah delapan tahun ia berteman dengan Banun dan rutin berjualan di pasar bersama. Sesampainya di pasar mereka menuju ke lapak masing masing untuk menjajakan barang dagangan. Pada pukul 01.00 pasar itu memang sudah ramai dikerumuni pembeli, maka pasar itu dinamakan pasar Dendeng, pasar yang bukan di

Wednesday 1 April 2015

Surat untuk Mahasiswa


Semakin hari kehidupan mahasiswa semakin kosong, tidak ada hal lain yang membuat hiudp mereka menjadi berarti. Kuliah- pulang, kuliah- nongkrong adalah rutinitas sehari hari. Gaya hidup menjadi sebuah kebanggaan yang selalu ditonjolkan, padahal tidak bermakna apa apa. Penampilan harus terlihat sempurna dengan segala oranamen yang menempel, sedangkan penampilan otak adalah hal yang kesekian. Individualisme dan apatisme dalam bermasyarakat adalah konsekuensi logis dari sikap tersebut. Mengutamakan diri sendiri merupakan hal wajib untuk