Selain rejeki dan kematian,
misteri lain yang dirahasiakan ilahi adalah jodoh. Saya selalu was-was
ketika berbicara soal jodoh. Saya bertanya-tanya seperti apa gerangan
jodoh saya kelak, cantik- kah, baik hati-kah, berambut sebahu-kah,
bule-kah? Entahlah, itu rahasia Tuhan yang paripurna.
Tapi kawan saya satu ini (saya panggil kawan aja biar terkesan egaliter), sudah tidak perlu lagi menerka-nerka seperti apa jodohnya itu. Di usianya yang sebentar lagi menginjak kepala tiga (ciee tua), kawan saya ini sudah berhasil memecahkan salah satu misteri ilahi.
Tapi kawan saya satu ini (saya panggil kawan aja biar terkesan egaliter), sudah tidak perlu lagi menerka-nerka seperti apa jodohnya itu. Di usianya yang sebentar lagi menginjak kepala tiga (ciee tua), kawan saya ini sudah berhasil memecahkan salah satu misteri ilahi.
Saya mengenal Prayudha Magriby lumayan lama, sekitar tiga tahun. Saya menganggapnya sebagai guru, kakak, teman sekaligus musuh. Sebagai seorang dosen linguistik yang memiliki pengetahuan jurnalistik yang memadai, berdiskusi untuk menyedot ilmu darinya amatlah menggembirakan. Akan tetapi, intensitas diskusi ini amat jarang terjadi. Ia lebih suka mengarahkan pembicaraan ke soal asmara. Urusan asmara hampir tidak pernah luput dibahas setiap kali ngopi.