Duuaarr..
Duuaarr.. Duuaarr, selamat tahun baru ! . seperti itulah kira-kira gambaran
pergantian tahun menuju 2014. Hampir seluruh kota diberbagai dunia merayakanya.
Terselip beberapa resolusi di tahun yang baru ini, terutama bagi negara kita
yang sudah memasuki tahun politik. Resolusi negara kita untuk tahun yang baru
ini adalah birokrasi pemerintahan berjalan pada jalurnya. Karna dengan
demikian, semua instansi negara yang turut andil dalam pemilu bisa bekerja
secara optimal dan masyarakat tidak merasa dirugikan.
Dewasa
ini, apa yang terlintas dibenak kita jika mendengar kata politik ?. Politik
sering hanya dipandang sebelah mata, kita terbiasa memahami politik sebagai
alat perebutan kekuasaan belaka.
Politik menyasar kekuasaan , tidak lebih. Ini
yang membuat rakyat hanya dilihat sebagai “potensi elektoral” belaka. Rakyat
hanya disambangi setiap pemilihan umum dan diabaikan sesudahnya. Tapi disisi
lain, urusan infrastruktur, pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan,
transportasi ditangani oleh mereka-mereka yang didunia politik. Jadi, mereka
yang ada dinuia politik bertindak atas nama rakyat, segala yang mereka katakan
lakukan ialah atas nama seluruh rakyat indonesia.
Politik
datang dengan berbagai wajah. Bukan kebetulan kita memilih demokrasi sebagai
sistem politik yang mengatur hidup bersama. Tak dapat dipungkiri, demokrasi
yang baru kita nikmati sekitar lima belas tahun lamanya bertolak dari
ketidakadilan. Lima belas tahun lalu kita memberontak terhadap rezim yang tidak
adil sebab mempraktikan korupsi, kolusi dan nepotisme secara paripurna. Kita
menginginkan keadilan, sedangkan jalan politik yang kita pilih adalah
demokrasi. Pertanyaannya, apakah
demokrasi mampu membenahi persoalan ketidakadilan ?.
Padahal,
politik memilki separuh wajah lain yang harus dikenali baik-baik. Politik bukan
sekedar siasat perebutan kekuasaan melainkan kebijakan praktis. Sebagai
kebijakan praktis, politik adalah seni mengelola orang banyak berdasarkan
nilai-nilai, seperti keadilan, kesetaraan, dan kebaikan umum. Politik ialah kebijakan
yang menyasar bukan pada urusan pribadi, melainkan urusan publik.
Tugas
negara yang tidak kalah penting ialah membentuk karakter bangsa dan menumbuhkan
rasa solidaritas terhadap sesama warga negara. Karena itu dirasa penting untuk
menyambut pemilu 2014. ”Meningkatkan
kesejahtraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Itulah cita-cita kemerdekaan
yang sejauh ini belum tercapai. Tugas kita sebagai agent of change adalah ikut
berpartisipasi untuk mencapai cita-cita kemerdekaan, bukan memprotes ataupun
mengkritisi kebijakan yang sudah dibuat. Karna
para kritisi sudah banyak di negara ini, yang kurang adalah orang yang mau turun tangan memperbaiki
negara demi teciptanya keadilan soial bagi seluruh rakyat indonesia.
No comments:
Post a Comment