Sunday 26 January 2014

selamat datang tahun politik


                Duuaarr.. Duuaarr.. Duuaarr, selamat tahun baru ! . seperti itulah kira-kira gambaran pergantian tahun menuju 2014. Hampir seluruh kota diberbagai dunia merayakanya. Terselip beberapa resolusi di tahun yang baru ini, terutama bagi negara kita yang sudah memasuki tahun politik. Resolusi negara kita untuk tahun yang baru ini adalah birokrasi pemerintahan berjalan pada jalurnya. Karna dengan demikian, semua instansi negara yang turut andil dalam pemilu bisa bekerja secara optimal dan masyarakat tidak merasa dirugikan.
                Dewasa ini, apa yang terlintas dibenak kita jika mendengar kata politik ?. Politik sering hanya dipandang sebelah mata, kita terbiasa memahami politik sebagai alat perebutan kekuasaan belaka.
Politik menyasar kekuasaan , tidak lebih. Ini yang membuat rakyat hanya dilihat sebagai “potensi elektoral” belaka. Rakyat hanya disambangi setiap pemilihan umum dan diabaikan sesudahnya. Tapi disisi lain, urusan infrastruktur, pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi ditangani oleh mereka-mereka yang didunia politik. Jadi, mereka yang ada dinuia politik bertindak atas nama rakyat, segala yang mereka katakan lakukan ialah atas nama seluruh rakyat indonesia.
                Politik datang dengan berbagai wajah. Bukan kebetulan kita memilih demokrasi sebagai sistem politik yang mengatur hidup bersama. Tak dapat dipungkiri, demokrasi yang baru kita nikmati sekitar lima belas tahun lamanya bertolak dari ketidakadilan. Lima belas tahun lalu kita memberontak terhadap rezim yang tidak adil sebab mempraktikan korupsi, kolusi dan nepotisme secara paripurna. Kita menginginkan keadilan, sedangkan jalan politik yang kita pilih adalah demokrasi.  Pertanyaannya, apakah demokrasi mampu membenahi persoalan ketidakadilan ?.
                Padahal, politik memilki separuh wajah lain yang harus dikenali baik-baik. Politik bukan sekedar siasat perebutan kekuasaan melainkan kebijakan praktis. Sebagai kebijakan praktis, politik adalah seni mengelola orang banyak berdasarkan nilai-nilai, seperti keadilan, kesetaraan, dan kebaikan umum. Politik ialah kebijakan yang menyasar bukan pada urusan pribadi, melainkan urusan publik.

                Tugas negara yang tidak kalah penting ialah membentuk karakter bangsa dan menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama warga negara. Karena itu dirasa penting untuk menyambut pemilu 2014. ”Meningkatkan kesejahtraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Itulah cita-cita kemerdekaan yang sejauh ini belum tercapai. Tugas kita sebagai agent of change adalah ikut berpartisipasi untuk mencapai cita-cita kemerdekaan, bukan memprotes ataupun mengkritisi kebijakan yang sudah dibuat. Karna  para kritisi sudah banyak di negara ini, yang kurang adalah  orang yang mau turun tangan memperbaiki negara demi teciptanya keadilan soial bagi seluruh rakyat indonesia.

No comments:

Post a Comment