Biasanya di hari minggu saya lebih memilih tidur sampai siang karena malamnya begadang sampai subuh. Setelah bangun, mandi, keramas dan ngeringin rambu pake hairdryer (baca: Kipas angin) saya bergegas ke beskem untuk sekedar bolak-balik lembaran koran atau Yuotuban. Tapi hari minggu kemarin berbeda. Saya dan Candy, teman seperburjoan, mengagendakan diri ketemu jam 9 pagi untuk menyebar surat undangan dan majalah ke Gunungkidul.
Sesuai kesepakatan kami berkumpul di beskem. Saya
terlambat satu jam. Hari itu kami akan menyebar 14 undangan ke 14 desa wisata.
Setelah mengambil surat undangan dan melihat daftar tujuan, kami berangkat.
Sebelumnya dia menyarankan untuk mengecek lokasi tujuan melalui google maps
supaya tidak semruweng dalam perjalanan. Maklum Gunungkidul adalah tempat asing
bagi kami. Tapi saya tidak sepakat dengan ide tersebut.
Setelah berdiskusi beberapa menit. Kami memutuskan tuk
tidak menggunakan jasa peta online tersebut. Bukankah terkadang kita harus
percaya dengan insting daripada teknologi? Setelah menyusun urutan desa yang
dikunjungi, kami berangkat.