Sumber foto : Republika.co.id |
Dewasa ini bullying adalah sesuatu yang mengkhawatirkan. Sudah banyak siswa
sekolah bunuh diri karena tidak tahan dibully.
Tentu masih basah dalam ingatan kita seorang siswi SMA berusia 16 tahun di Riau
yang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara menceburkan diri ke sungai
lantaran tidak sanggup menghadapi bullying
yang dilakukan teman sekolahnya. Siswi itu bernama Elva Lestari. Elva sebelumnya
sudah meminta kepada orang tuanya untuk pindah sekolah, namun tidak direspon.
Melihat peristiwa Elva, saya
jadi teringat masa-masa belasan tahun silam ketika masih duduk di bangku
sekolah dasar. Saya beserta teman-teman yang lain pernah melakukan aksi bullying. Orang yang menjadi korban waktu
itu teman sekelas bernama Ulfa (bukan nama sebenarnya). Ulfa menjadi bahan
tertawaan karena bersekolah sambil berjualan pisang goreng dan es lilin.
Sampai detik ini saya tidak
paham apa yang salah dengan seorang siswa yang sekolah sambil berjualan. Sejauh
yang saya ingat, Ulfa memang siswa yang paling beda waktu itu. Seorang teman
kemudian memanggilnya Nenek Piah. Di kantin sekolah kala itu ada seorang nenek
bernama Piah yang juga berjualan pisang goreng.
Mendengar sebutan Nenek Piah,
saya jadi ikut-ikutan memanggilnya demikian. Saya masih ingat dengan jelas raut
muka Ulfa ketika dipanggil Nenek Piah. Pasca menyandang nama baru itu, Ulfa
jadi lebih pendiam dan hampir menangis setiap hari.
Sekarang jika mengenang masa
itu, saya merasa menjadi manusia paling berdosa. Jika dipikir-pikir, sebenarnya
tidak ada yang salah dengan sekolah sambil berjualan. Justru itu bisa
menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini. Lagipula, Ulfa berjualan di sekolah
lantaran beban ekonomi yang terlalu berat. Namun apadaya, otak dan nalar saya waktu
itu belum bisa berpikir dewasa. Alhasil, yang ada sekarang hanyalah penyesalan.
Melihat kasus Elva, saya tidak
bisa membayangkan seperti apa perasaan Ulfa waktu itu. Pasti hancur dan sakit
dalam satu waktu. Namun, Ulfa masih sedikit beruntung sebab mampu melawan
keterpurukan itu dan masih hidup hingga sekarang. Hal ini berbeda dengan Elva
dan siswa-siswa lain yang memilih mengakhiri hidupnya.
Menurut data yang dirilis International
Centre for Research on Women (ICRW) pada Maret 2015 lalu menunjukkan bahwa 84
persen anak Indonesia menjadi korban bullying
di sekolah. Aksi bullying yang
terjadi berbagai macam, mulai dari kekerasan fisik dan verbal, pelecehan
seksual, penghinaan dan sebagainya. Angka prosesntase kekerasan ini menjadi
yang tertinggi di kawasan Asia.
Pada tahun yang sama Kementrian
Sosial juga merilis data jumlah anak
Indonesia yang bunuh diri karena dibully. Kemensos mencatat 40 persen anak-anak
Indonesia bunuh diri karena menjadi objek bullying.
Jika berbicara data memang tidak akan ada habisnya. Hingga bulan Juni tahun
2017 ini saja Kementrian Sosial mengaku telah mendapat 117 laporan mengenai
kasus bullying.
Sebenarnya tidaklah sulit untuk
mengetahui dan melihat peristiwa bullying
yang terjadi. Anda cukup dengan memasukkan kata kunci ‘Siswa Sekolah Berantem’
di kolom pencarian Youtube sudah bisa menemukan puluhan bahkan ratusan video pengroyokan
pelajar.
Upaya
Pencegahan
Dari sekian banyaknya kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah,
perlu adanya upaya untuk melakukan pencegahan. Pencegahan ini bisa dilakukan
dengan beberapa cara, mulai dari memberi pemahaman kepada siswa mengenai
pentingnya saling menghormati dan menolong satu sama lain hingga memberikan
sanksi tegas bagi pelakunya.
Guru mau tidak mau harus
berperan aktif memantau dan mengawasi peserta didiknya. Guru juga harus peka
terhadap perubahan sikap murid yang jadi pendiam dan pemurung. Sebab, perubahan
prilaku ini merupakan salah satu ciri korban bullying.
Seseorang yang menjadi korban bullying cenderung akan berprilaku
trtutup dan pendiam. Ia tidak bisa melawan atau membela diri. Jika sudah begini,
ia akan terus didominasi oleh prilaku bullying.
Sebetulnya tidaklah sulit melacak anak yang menjadi korban bullying. Gejala-gejala yang muncul biasanya berupa anak menjadi
pendiam, suka menyendiri dan mulai malas pergi ke sekolah.
Anak korban bullying adalah anak yang sudah tidak
nyaman lagi dengan lingkungan tempatnya belajar. Ia merasa tidak percaya diri
terhadap setiap aktifitas yang dilakukannya. Maka dari itu, salah satu tindakan
penting yang dilakukan adalah mengembalikan rasa percaya diri mereka.
Di samping peran guru di
sekolah, dukungan dari orang tua juga sangat penting untuk mengembalikan rasa
percaya diri anak. Orang tua perlu aktif menanyakan kegiatan dan pergaulan
anaknya di sekolah. Cara seperti ini secara tidak langsung akan membuat anak
menjadi lebih terbuka. Upaya-upaya preventif ini amatlah penting, jangan sampai
aksi bullying ini tumbuh subur di
tengah lembaga pendidikan kita dan semoga tidak ada lagi Elva-Elva lain yang
menjadi korban.
Jika Anda atau salah satu
anggota keluarga Anda menjadi korban bullying
jangan sungkan untuk mengajukannya ke pihak sekolah, kepolisian atau ke
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Jangan takut akan mendapat ancaman jika
melapor, sebab di negara kita sudah ada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
(LPSK) yang akan senantiasa melindungi jiwa para korban dan saksi yang melapor.
Sekolah sudah sepatutnya
menjadi gerbang generasi bangsa untuk meraih cita-cita. Bukan justru menjadi
tempat pengucilan, merusak mental atau bahkan pembunuhan. Jangan sampai
semangat belajar para siswa luntur karena menjadi korban bullying. Jika hal ini terus terjadi, sama saja kita sedang
memasang bom waktu kepada generasi penerus bangsa. Bom ini bisa menimbulkan
daya ledak yang amat dahsyat jika tidak dicegah sedini mungkin.
Referensi :
- http://news.liputan6.com/read/2191106/survei-icrw-84-anak-indonesia-alami-kekerasan-di-sekolah
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170722163858-277-229641/semakin-banyak-yang-melaporkan-kasus-bullying/
- http://news.liputan6.com/read/2361551/mensos-bunuh-diri-anak-indonesia-40-persen-karena-bullying
- https://news.detik.com/berita/d-3581066/diduga-korban-bully-di-sekolah-siswi-sma-di-riau-bunuh-diri
Bully itu menjadi trauma yang panjang sekali, mau tidak mau harus mendapatkan perhatian khusus.
ReplyDelete